“Sesungguhnya nikmat Allah sangatlah banyak. Seseorang tidak akan sanggup jika diminta untuk menghitungnya. Dengan nikmat-Nya, kita bisa hidup dan menikmati alam ini.”
Matahari yang bersinar, rembulan yang bercahaya, udara yang sejuk, merdunya kicauan burung, aneka tetumbuhan dan hewan ternak, semuanya merupakan anugerah Ilahi yang tak ternilai. Semuanya Allah Ta’ala ciptakan untuk kita, manusia. Segala puji bagi Allah Ta’ala, Dzat yang telah menganugerahkan segala nikmat kepada kita.
Salah satu nikmat yang sering dilalaikan oleh manusia adalah nikmat sehat. Hal ini sebagaimana yang telah disabdakan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
Saudaraku kaum muslimin,
Coba lihatlah diskotek dan tempat-tempat hiburan, siapa yang paling banyak menghabiskan waktunya di sana? Lihatlah tempat maksiat, siapa yang melariskannya? Orang-orang sehat, bukan?
Subhanallah. Sungguh benar apa yang disabdakan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, bahwa kesehatan merupakan nikmat yang sering dilalaikan oleh manusia, padahal nikmat sehat sangatlah mahal. Dengan nikmat ini, kita bisa menikmati berbagai hal yang dihalalkan oleh Allah Ta’ala. Baik nikmat berupa makanan, minuman, atau berbagai aktifitas yang terasa nyaman dan menyenangkan.
Bayangkan saja jika sakit tiba-tiba menghampiri kita. Tidur menjadi tak nyenyak, makanpun tidak enak. Dan kitapun tidak mampu melakukan aktifitas seperti biasanya. Nah, pada saat itulah kita berusaha dengan sungguh-sungguh untuk segera sembuh dari sakit yang kita derita.
Kemudian, berbagai upaya dilakukan. Mulai dari mencari dokter yang ahli, minum obat-obatan, dan menjaga diri dari berbagai pantangan. Tak sedikit harta yang dikeluarkan, demi mendapatkan kesembuhan.
Duhai, betapa mahalnya arti sebuah kesehatan. Tapi mengapa di saat sehat, justru kita menggunakannya untuk bermaksiat kepada Allah subhanahu wa ta’ala?!!
Wahai saudaraku, apa yang seharusnya dilakukan oleh seorang muslim terhadap kesehatannya?
Kita sebut seorang muslim, karena mereka adalah saudara kita. Kita menginginkan agar mereka mendapatkan kebaikan, baik di dunia maupun di akhirat.
Kita sebut sebagai seorang muslim, karena merekalah yang selalu berusaha untuk tunduk kepada Allah Ta’ala dan Rasul-Nya.
Setiap muslim hendaknya selalu yakin, bahwa tidak ada agama yang sempurna kecuali Islam. Sempurna dalam artian, Islam telah mengatur segala perkara yang dibutuhkan oleh manusia demi kemaslahatan hidupnya di dunia dan di akhirat.
Berikut ini kami sampaikan 5 tips yang sebaiknya dilakukan oleh setiap muslim saat diberi nikmat sehat. Semoga bermanfaat.
1. Mensyukuri nikmat kesehatan tersebut.
Syukur nikmat dilakukan dengan hati, lisan, dan anggota badan. Syukur hati dilakukan dengan cara meyakini bahwa Allah Ta’ala adalah satu-satunya Dzat yang memberinya kesehatan. Syukur lisan dilakukan dengan cara mengakui kenikmatan tersebut dan melafalkannya serta memuji Allah Ta’ala, misalnya dengan mengucapkan alhamdulillah. Adapun syukur dengan anggota badan dilakukan dengan mempergunakan nikmat kesehatan itu dalam perkara-perkara ketaatan dan menghindarkannya dari kemaksiatan. Allah Ta’ala berfirman:
2. Memanfaatkan masa sehat, sebelum datang masa sakit.
Semangat dalam menjalankan kebaikan dan hal-hal yang bermanfaat bagi dunia dan akhirat di saat sehat, itulah yang dituntut dari diri kita masing-masing. Sungguh, benar-benar tertipu orang yang mempergunakan waktu sehat untuk bermaksiat dan hal-hal yang tidak bermanfaat.
Pergunakanlah kesehatanmu untuk beribadah kepada Allah Ta’ala. Manfaatkanlah anggota tubuhmu untuk rukuk, sujud, dan berdoa kepada Allah Ta’ala. Janganlah engkau gunakan untuk beribadah kepada selain Allah subhanahu wa ta’ala. Dan jangan pula mengundang kemurkaan Allah subhanahu wa ta’ala. Sesungguhnya azab Allah subhanahu wa ta’ala sangatlah pedih.
Dan sungguh, jika kita biasa melakukan kebaikan di waktu sehat, Allah subhanahu wa ta’ala akan selalu mencatat kebaikan tersebut di saat sakit. Misalnya, di saat sehat, engkau terbiasa shalat di masjid, maka di saat engkau sakit dan tidak bisa ke masjid, engkau akan diberi pahala seperti keadaan ketika engkau sehat. Artinya, engkau tetap diberi pahala shalat di masjid, karena tidak ada yang menghalangimu pergi ke masjid kecuali sakit yang engkau alami. Masya Allah! Sungguh Allah subhanahu wa ta’ala adalah Maha Pemurah.
3. Jauhi maksiat dan jangan tertipu!
Apalah arti sebuah kesehatan kalau hanya digunakan untuk bermaksiat kepada Allah subhanahu wa ta’ala. Apalah arti tubuh yang kuat, badan yang kekar kalau kelak akan dipakai sebagai bahan bakar api neraka bila kita tidak bertaubat kepada-Nya.
Wahai saudaraku, sadarilah, manusia itu lemah!
Apabila badanmu sehat, tapi kamu berbuat kemaksiatan, maka sesungguhnya kamu adalah orang yang sakit. Mengapa? Karena orang yang sehat adalah yang sehat jiwa dan raganya. Sehatnya jiwa adalah dengan menjauhi kemaksiatan kepada Allah subhanahu wa ta’ala, karena maksiat adalah penyakit. Apabila jiwamu sehat, maka tubuhmu akan sehat pula, insya Allah. Maka dari itu, jauhilah kemaksiatan, niscaya engkau akan merasakan nikmat sehat lahir batin.
4. Berdoa kepada Rabb-mu agar selalu diberi kesehatan.
Jangan lupa, doa adalah senjata bagi orang yang beriman. Doa adalah ibadah, maka mintalah kepada Allah subhanahu wa ta’ala agar engkau diberi kesehatan. Apabila engkau sakit, jangan putus asa dalam berdoa dan berbaiksangkalah kepada Allah subhanahu wa ta’ala. Mintalah kesembuhan hanya kepada-Nya. Karena Dialah asy-Syafi (Yang Mahakuasa untuk memberikan kesembuhan).
5. Jagalah kesehatanmu, tempuhlah sebab dan jauhi pantangan!
Kesehatan adalah nikmat yang harus disyukuri dan dijaga. Kalau engkau menginginkan sehat, maka selain engkau bersandar dan meminta kepada Allah subhanahu wa ta’ala, maka engkau harus menempuh sebab dan menjauhi pantangan. Apa itu?
Tempuhlah sebab yang diperintahkan oleh Allah subhanahu wa ta’ala dan diperbolehkan oleh syariat. Janganlah engkau menempuh apa-apa yang dilarang Allah subhanahu wa ta’ala, karena pasti hal itu akan membahayakanmu.
Di antara sebab-sebab yang dapat kita lakukan untuk menjaga kesehatan adalah mengonsumsi makanan yang baik dan halal. Beristirahat dengan cukup dan janganlah melupakan aktivitas olah raga seperti lari, berenang, melempar, berkuda, dll. Semua sebab-sebab menuju kesehatan tersebut tentunya dilakukan sesuai aturan dan tidak berlebihan.
Lalu apa pantangannya?
Pantangannya adalah jangan engkau lakukan perbuatan yang telah Allah Ta’ala haramkan. Jangan mengonsumsi makanan yang haram seperti babi, anjing, minuman yang memabukkan atau berlebihan dalam makan. Hindari berlebih-lebihan dalam makan. Jauhi pula kemaksiatan. Pantangan lainnya adalah berobat dengan jalan yang diharamkan, seperti mendatangi dukun atau paranormal atau berobat dengan sesuatu yang dilarang seperti jimat, mantra-mantra, benda-benda najis, dll.
Saudaraku kaum muslimin, demikianlah yang sebaiknya dilakukan seorang muslim dalam menjaga kesehatannya. Dia akan memanfaatkan kesehatan yang dianugerahkan kepadanya dengan baik. Selalu berusaha untuk mensyukurinya dengan menjalankan ketaatan kepada Allah subhanahu wa ta’ala dan menjauhi kemaksiatan. Kemudian, menyadari dengan sepenuh hati, bahwa kesehatan adalah nikmat dan anugerah Allah subhanahu wa ta’ala yang sangat besar. Dia juga meyakini, bahwa kelak di akhirat, Allah subhanahu wa ta’ala akan bertanya dan meminta pertanggungjawaban atas nikmat-Nya yang telah diberikan kepada kita para hamba-Nya.
Sadarkah kita? Dan sudahkah kita mempersiapkan jawabannya?
Semoga Allah subhanahu wa ta’ala selalu memberikan kepada kita taufik dan hidayah-Nya untuk memanfaatkan nikmat sehat ini dalam ketaatan. Dan semoga kita tidak termasuk orang-orang yang lalai, tertipu dan merugi.
Wallahu A’lam bish shawab.
Tips Menjaga Nikmat Sehat oleh: Abu Umar Ibrahim
Dikutip dari Majalah Muslim Sehat ed. 1, Rubrik Teropong : Manfaatkan Masa Sehatmu, Sebelum Datang Masa Sakitmu! – (Tips Menjaga Nikmat Sehat)
Matahari yang bersinar, rembulan yang bercahaya, udara yang sejuk, merdunya kicauan burung, aneka tetumbuhan dan hewan ternak, semuanya merupakan anugerah Ilahi yang tak ternilai. Semuanya Allah Ta’ala ciptakan untuk kita, manusia. Segala puji bagi Allah Ta’ala, Dzat yang telah menganugerahkan segala nikmat kepada kita.
Salah satu nikmat yang sering dilalaikan oleh manusia adalah nikmat sehat. Hal ini sebagaimana yang telah disabdakan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
نِعْمَتَانِ مَغْبُونٌ فِيهِمَا كَثِيرٌ مِنَ النَّاسِ ، الصِّحَّةُ وَالْفَرَاغُ
“Ada dua kenikmatan yang dilalaikan oleh kebanyakan manusia, yaitu nikmat sehat dan waktu luang.” (HR. al-Bukhari no. 6412, dari Ibnu ‘Abbas radiallahu ‘anhuma)Saudaraku kaum muslimin,
Coba lihatlah diskotek dan tempat-tempat hiburan, siapa yang paling banyak menghabiskan waktunya di sana? Lihatlah tempat maksiat, siapa yang melariskannya? Orang-orang sehat, bukan?
Subhanallah. Sungguh benar apa yang disabdakan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, bahwa kesehatan merupakan nikmat yang sering dilalaikan oleh manusia, padahal nikmat sehat sangatlah mahal. Dengan nikmat ini, kita bisa menikmati berbagai hal yang dihalalkan oleh Allah Ta’ala. Baik nikmat berupa makanan, minuman, atau berbagai aktifitas yang terasa nyaman dan menyenangkan.
Bayangkan saja jika sakit tiba-tiba menghampiri kita. Tidur menjadi tak nyenyak, makanpun tidak enak. Dan kitapun tidak mampu melakukan aktifitas seperti biasanya. Nah, pada saat itulah kita berusaha dengan sungguh-sungguh untuk segera sembuh dari sakit yang kita derita.
Kemudian, berbagai upaya dilakukan. Mulai dari mencari dokter yang ahli, minum obat-obatan, dan menjaga diri dari berbagai pantangan. Tak sedikit harta yang dikeluarkan, demi mendapatkan kesembuhan.
Duhai, betapa mahalnya arti sebuah kesehatan. Tapi mengapa di saat sehat, justru kita menggunakannya untuk bermaksiat kepada Allah subhanahu wa ta’ala?!!
Wahai saudaraku, apa yang seharusnya dilakukan oleh seorang muslim terhadap kesehatannya?
Kita sebut seorang muslim, karena mereka adalah saudara kita. Kita menginginkan agar mereka mendapatkan kebaikan, baik di dunia maupun di akhirat.
Kita sebut sebagai seorang muslim, karena merekalah yang selalu berusaha untuk tunduk kepada Allah Ta’ala dan Rasul-Nya.
Setiap muslim hendaknya selalu yakin, bahwa tidak ada agama yang sempurna kecuali Islam. Sempurna dalam artian, Islam telah mengatur segala perkara yang dibutuhkan oleh manusia demi kemaslahatan hidupnya di dunia dan di akhirat.
Berikut ini kami sampaikan 5 tips yang sebaiknya dilakukan oleh setiap muslim saat diberi nikmat sehat. Semoga bermanfaat.
1. Mensyukuri nikmat kesehatan tersebut.
Syukur nikmat dilakukan dengan hati, lisan, dan anggota badan. Syukur hati dilakukan dengan cara meyakini bahwa Allah Ta’ala adalah satu-satunya Dzat yang memberinya kesehatan. Syukur lisan dilakukan dengan cara mengakui kenikmatan tersebut dan melafalkannya serta memuji Allah Ta’ala, misalnya dengan mengucapkan alhamdulillah. Adapun syukur dengan anggota badan dilakukan dengan mempergunakan nikmat kesehatan itu dalam perkara-perkara ketaatan dan menghindarkannya dari kemaksiatan. Allah Ta’ala berfirman:
وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِنْ شَكَرْتُمْ لأزِيدَنَّكُمْ وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ (٧)
“Jika engkau bersyukur, maka sungguh Allah akan menambahkan nikmat-Nya, dan jika kamu kufur maka sungguh azab-Ku sangat pedih.” (QS. Ibrahim: 7)2. Memanfaatkan masa sehat, sebelum datang masa sakit.
Semangat dalam menjalankan kebaikan dan hal-hal yang bermanfaat bagi dunia dan akhirat di saat sehat, itulah yang dituntut dari diri kita masing-masing. Sungguh, benar-benar tertipu orang yang mempergunakan waktu sehat untuk bermaksiat dan hal-hal yang tidak bermanfaat.
Pergunakanlah kesehatanmu untuk beribadah kepada Allah Ta’ala. Manfaatkanlah anggota tubuhmu untuk rukuk, sujud, dan berdoa kepada Allah Ta’ala. Janganlah engkau gunakan untuk beribadah kepada selain Allah subhanahu wa ta’ala. Dan jangan pula mengundang kemurkaan Allah subhanahu wa ta’ala. Sesungguhnya azab Allah subhanahu wa ta’ala sangatlah pedih.
Dan sungguh, jika kita biasa melakukan kebaikan di waktu sehat, Allah subhanahu wa ta’ala akan selalu mencatat kebaikan tersebut di saat sakit. Misalnya, di saat sehat, engkau terbiasa shalat di masjid, maka di saat engkau sakit dan tidak bisa ke masjid, engkau akan diberi pahala seperti keadaan ketika engkau sehat. Artinya, engkau tetap diberi pahala shalat di masjid, karena tidak ada yang menghalangimu pergi ke masjid kecuali sakit yang engkau alami. Masya Allah! Sungguh Allah subhanahu wa ta’ala adalah Maha Pemurah.
3. Jauhi maksiat dan jangan tertipu!
Apalah arti sebuah kesehatan kalau hanya digunakan untuk bermaksiat kepada Allah subhanahu wa ta’ala. Apalah arti tubuh yang kuat, badan yang kekar kalau kelak akan dipakai sebagai bahan bakar api neraka bila kita tidak bertaubat kepada-Nya.
Wahai saudaraku, sadarilah, manusia itu lemah!
Apabila badanmu sehat, tapi kamu berbuat kemaksiatan, maka sesungguhnya kamu adalah orang yang sakit. Mengapa? Karena orang yang sehat adalah yang sehat jiwa dan raganya. Sehatnya jiwa adalah dengan menjauhi kemaksiatan kepada Allah subhanahu wa ta’ala, karena maksiat adalah penyakit. Apabila jiwamu sehat, maka tubuhmu akan sehat pula, insya Allah. Maka dari itu, jauhilah kemaksiatan, niscaya engkau akan merasakan nikmat sehat lahir batin.
4. Berdoa kepada Rabb-mu agar selalu diberi kesehatan.
Jangan lupa, doa adalah senjata bagi orang yang beriman. Doa adalah ibadah, maka mintalah kepada Allah subhanahu wa ta’ala agar engkau diberi kesehatan. Apabila engkau sakit, jangan putus asa dalam berdoa dan berbaiksangkalah kepada Allah subhanahu wa ta’ala. Mintalah kesembuhan hanya kepada-Nya. Karena Dialah asy-Syafi (Yang Mahakuasa untuk memberikan kesembuhan).
5. Jagalah kesehatanmu, tempuhlah sebab dan jauhi pantangan!
Kesehatan adalah nikmat yang harus disyukuri dan dijaga. Kalau engkau menginginkan sehat, maka selain engkau bersandar dan meminta kepada Allah subhanahu wa ta’ala, maka engkau harus menempuh sebab dan menjauhi pantangan. Apa itu?
Tempuhlah sebab yang diperintahkan oleh Allah subhanahu wa ta’ala dan diperbolehkan oleh syariat. Janganlah engkau menempuh apa-apa yang dilarang Allah subhanahu wa ta’ala, karena pasti hal itu akan membahayakanmu.
Di antara sebab-sebab yang dapat kita lakukan untuk menjaga kesehatan adalah mengonsumsi makanan yang baik dan halal. Beristirahat dengan cukup dan janganlah melupakan aktivitas olah raga seperti lari, berenang, melempar, berkuda, dll. Semua sebab-sebab menuju kesehatan tersebut tentunya dilakukan sesuai aturan dan tidak berlebihan.
Lalu apa pantangannya?
Pantangannya adalah jangan engkau lakukan perbuatan yang telah Allah Ta’ala haramkan. Jangan mengonsumsi makanan yang haram seperti babi, anjing, minuman yang memabukkan atau berlebihan dalam makan. Hindari berlebih-lebihan dalam makan. Jauhi pula kemaksiatan. Pantangan lainnya adalah berobat dengan jalan yang diharamkan, seperti mendatangi dukun atau paranormal atau berobat dengan sesuatu yang dilarang seperti jimat, mantra-mantra, benda-benda najis, dll.
Saudaraku kaum muslimin, demikianlah yang sebaiknya dilakukan seorang muslim dalam menjaga kesehatannya. Dia akan memanfaatkan kesehatan yang dianugerahkan kepadanya dengan baik. Selalu berusaha untuk mensyukurinya dengan menjalankan ketaatan kepada Allah subhanahu wa ta’ala dan menjauhi kemaksiatan. Kemudian, menyadari dengan sepenuh hati, bahwa kesehatan adalah nikmat dan anugerah Allah subhanahu wa ta’ala yang sangat besar. Dia juga meyakini, bahwa kelak di akhirat, Allah subhanahu wa ta’ala akan bertanya dan meminta pertanggungjawaban atas nikmat-Nya yang telah diberikan kepada kita para hamba-Nya.
Sadarkah kita? Dan sudahkah kita mempersiapkan jawabannya?
Semoga Allah subhanahu wa ta’ala selalu memberikan kepada kita taufik dan hidayah-Nya untuk memanfaatkan nikmat sehat ini dalam ketaatan. Dan semoga kita tidak termasuk orang-orang yang lalai, tertipu dan merugi.
Wallahu A’lam bish shawab.
Tips Menjaga Nikmat Sehat oleh: Abu Umar Ibrahim
Dikutip dari Majalah Muslim Sehat ed. 1, Rubrik Teropong : Manfaatkan Masa Sehatmu, Sebelum Datang Masa Sakitmu! – (Tips Menjaga Nikmat Sehat)
1 komentar:
syukron infonya, kunjungi web kami juga di www.keke-busana.com :)
“Barang siapa beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia berkata yang baik atau diam.”
(HR. Al-Bukhari 6089 & Muslim 46)