Jadwal Kajian Rutin & Privat Bahasa Arab | Pesantren Terbuka "As-Sunnah" Selayar

Sunnahnya Sholat Dua Raka'at Setelah Adzan Sebelum Sholat Magrib

Sholat Sunnah Sebelum Magrib
Dianjurkan Sholat dua raka'at sebelum sholat magrib. Sholat tersebut tidak termasuk sholat sunnah rawatib. Ini merupakan mazhab Syafi'i -menurut pendapat yang benar-, dan pendapat sebagian Hanafiyah dan Dzhohiriyah serta salah satu pendapat dari Imam Ahmad. Juga pendapat Ash-habul Hadits -para ulama hadits- dan sekelompok ulama salaf. Pendapat ini juga dipilih oleh : Ibnu Taimiyah, Ibnu Qoyyim, Ibnu Hajar, Ash-Shon'ani, Asy-syaukani, Ibnu Baz, Al Albani dan Ibnu Utsaimin serta difatwakan oleh Lajnah Da'imah.

Dalil Sholat Sunnah Qabla Magrib
Pertama : Berdasarkan Sunnah Nabi Sholallahu 'alaihi wasallam
  1. Dari Abdullah bin Mugaffal Radhiallohu 'anhu, bahwasanya Nabi Shollallahu 'alaihi wasallam bersabda :
    صَلُّوا قبلَ صَلاةِ المغربِ، قال في الثالثة: لِمَن شاء؛ كراهية أن يتَّخذها الناسُ سُنَّةً
    Sholatlah kalian sebelum sholat magrib!, pada kali yang ketiga Nabi shollallahu 'alaihi wasallam bersabda : Bagi siapa saja yang ingin -mengerjakannya-; karena tidak senang jika orang-orang menjadikannya syari'at dan thoriqah -jalan- yang tidak boleh ditinggalkan. [HR. Al Bukhari]
  2. Dari Abdullah bin Mugaffal Radhiallohu 'anhu, bahwasanya Nabi Shollallahu 'alaihi wasallam bersabda :
    بين كلِّ أذانينِ صلاةٌ
    Diantara Adzan dan Iqomah ada sholat [HR. Al Bukhari dan Muslim]
  3. Dari Anas Radhiallohu 'anhu, beliau berkata :
    كان المؤذِّنُ إذا أذَّنَ قام ناسٌ من أصحابِ النبيِّ صلَّى اللهُ عليه وسلَّمَ يَبتدرونَ السَّواري حتى يخرُجَ النبيُّ صلَّى اللهُ عليه وسلَّمَ وهم كذلك، يُصلُّونَ ركعتينِ قبلَ المغربِ، لم يكُن بين الأذانِ والإقامةِ شيءٌ، وفي روايةٍ: إلَّا قليل
    Dahulu, apabila muadz-dzin selesai mengumandangkan adzan, para jama'ah dari kalangan Shahabat Nabi Shollallahi 'alaihi wasallam saling berebut maju ke tiang penyangga -masjid-, sampai Nabi Shollallahu 'alaihi wasallam keluar keadaan mereka masih seperti itu, mereka melaksanakan sholat dua raka'at sebelum magrib, dalam keadaan tidak banyak waktu antara adzan iqomat. Dalam riwayat yang lain disebutkan : -tidak ada waktu antara adzan iqomat- kecuali sedikit [HR. Al Bukhari dan Muslim]
  4. Dari Anas bin Malik Radhiallohu 'anhu, beliau berkata :
    كنَّا بالمدينة، فإذا أذَّنَ المؤذِّنُ لصلاةِ المغربِ ابتدروا السواري فيَركعون ركعتينِ ركعتينِ، حتى إنَّ الرجُلَ الغريبَ ليدخُلُ المسجدَ فيَحسَبُ أنَّ الصلاةَ قد صُلِّيتْ؛ من كثرةِ مَن يُصلِّيهما
    Dahulu kami di Madinah, apabila Muadzdzin selesai mengumandangkan adzan magrib, mereka -para jama'ah- saling berebut maju ke tiang penyangga -masjid- lalu sholat dua raka'at-dua raka'at, sampai-sampai -sungguh- orang asing masuk masjid mengira bahwa sholat -magrib- telah selesai; karena banyaknya orang yang sholat dua raka'at [HR. Al Bukhari dan Muslim]
  5. Dari Mukhtar bin Fulful, dia berkata : Saya pernah bertanya kepada Anas bin Malik Radhiallohu 'anhu, tentang sholat tathawwu' setelah ashar? maka beliau menjawab :
    كان عُمرُ يَضرِبُ الأيدي على صلاةٍ بعد العصرِ، وكنَّا نُصلِّي على عهد النبيِّ صلَّى اللهُ عليه وسلَّمَ ركعتينِ بعد غروبِ الشمسِ قبل صلاةِ المغربِ، فقلت له: أكان رسولُ اللهِ صلَّى اللهُ عليه وسلَّمَ صلَّاهما؟ قال: كان يرانا نُصلِّيهما، فلم يَأمُرْنا ولم يَنهَنا
    Dahulu Umar memukul tangan-tangan -orang yang- sholat setelah ashar, dan kami dahulu sholat di zaman Nabi Shollallahu 'alaihi wasallam dua raka'at setelah tenggelamnya matahari sebelum sholat magrib, saya (Mukhtar bin Fulful) bertanya kepadanya (Anas bin Malik Radhiallohu 'anhu) : apakah Rasulullah shollallahu 'alaihi wasallam melaksanakan sholat dua raka'at tersebut? Dia menjawab : Beliau melihat kami, melaksanakan sholat dua raka'at tersebut, lalu tidak memerintahkan (mewajibkan) dan tidak pula melarang (mengharamkan) [HR. Muslim]
    Sisi Pendalilan :
    Sesungguhnya Rasulullah Shollallahu 'alaihi wasallam tidak menetapkan persetujuan kecuali atas perkara yang benar lagi baik, dan tidaklah beliau melihat perkara yang dibenci kecuali dia pasti tidak menyenanginya dan tidak pula beliau melihat kekeliruan kecuali beliau larang darinya
  6. Dari Mar-tsad bin Abdullah Al Yazani, dia berkata : Saya pernah mendatangi Uqbah bin Amir Al Juhani, kemudian saya katakan kepadanya : "maukah kamu, saya jadikan heran dari -berita- Abu Tamim, dia sholat dua raka'at sebelum sholat magrib!, Uqbah berkata :
    إنَّا كنَّا نَفعلُه على عهدِ رسولِ اللهِ صلَّى اللهُ عليه وسلَّمَ
    Sesungguhnya kami dahulu mengerjakannya di zaman Rasulullah Shollallahu 'alaihi wasallam
    Saya (Mar-tsad bin Abdullah Al Yazani) berkata : Lantas apa yang menghalangimu sekarang -untuk tidak melaksanakannya-?! Dia (Uqbah bin Amir Al Juhani) menjawab : Kesibukan. [HR. Bukhari]
Kedua : Berdasarkan Atsar Shahabat Radhiallohu ta'ala anhum
Dari Az Zuhri, dari Anas bin Malik Radhiallohu 'anhu :
أنَّه كان يُصلِّي ركعتينِ قبل صلاةِ المغربِ
Sesungguhnya dia (Anas bin Malik Radhiallohu 'anhu) dahulu mengerjakan sholat dua raka'at sebelum sholat magrib [HR. Bukhari dan Muslim]


Diterjemahkan secara ringkas tanpa catatan kaki dari :
الدرر السنية - الموسوعة الفقهية - المطلب الرابع: سُنَّةُ المغربِ:

“Barang siapa beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia berkata yang baik atau diam.”
(HR. Al-Bukhari 6089 & Muslim 46)