Jadwal Kajian Rutin & Privat Bahasa Arab | Pesantren Terbuka "As-Sunnah" Selayar

Amalan Ampuh untuk Pengasihan & Pemikat Hati Pasangan

Mewujudkan Cinta Antara Dua Sejoli
Mahabbah itu Cinta
Soal :
Iparku menyampaikan kepadaku bahwa dia membaca dalam sebuah buku yang judulnya : Syamsul Ma'arif, barangsiapa yang menulis surat Yasin 41 kali dan lalu dia masukkan ke dalam air dan kemudian memohon kepada Allah satu permintaan, kemudian dia meminum air tersebut atau diminum oleh orang lain, niscaya akan mudah urusan tersebut baginya. Diapun telah mencobanya dan nasibnya-pun terbuka dengan idzin Allah. Apakah ini benar dan boleh mengamalkannya ataukah ada unsur kleniknya.
Kalau memang ada metode yang sesuai dengan syariat Islam untuk menambah kecintaan istri kepada suaminya, apa saja metodenya?
Apakah sesuatu yang orang-orang sebut dengan istilah "Waraq al Mahabbah" (Lembaran Cinta) berisi ayat-ayat Al Qur'an, halal atau haram?
Jazakumullah Khairan

Jawab :
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه، أما بعـد:
Sesungguhnya sarana terbaik untuk mendatangkan cinta diantara sepasang suami istri adalah komitmen mereka berdua dalam menjalankan syariat Allah, karena sesungguhnya orang yang taat kepada Allah, Allah akan mencintainya dan mengabulkan doanya serta menjadikan makhlukNya cinta kepadanya, maka hendaknya engkau komitmen melaksanakan ketaatan yang fardhu dan memperbanyak yang nafilah. Dalam sebuah hadits :

"Apabila Allah mencintai seorang hamba-Nya, Dia memanggil Jibril: "Sesungguhnya Allah mencintai si anu maka cintailah dia". Maka jibril mencintai hamba itu lalu Jibril berseru kepada penduduk langit: "Sesungguhnya Allah mencintai si anu, maka cintailah dia". Maka seluruh penduduk langit mencintai hamba itu, kemudian orang itu pun dijadikan bisa diterima oleh penduduk bumi". [HR. Bukhari]

Dalam hadits qudsi :

Siapa yang memusuhi wali-KU, maka Aku umumkan perang kepadanya, dan tidaklah hamba-Ku mendekatkan diri kepada-Ku dengan sesuatu yang lebih Aku cintai dibandingkan dengan sesuatu yang telah Aku wajibkan, dan hamba-Ku terus menerus mendekatkan diri kepadaKu dengan amalan sunnah, hingga Aku mencintainya, jika Aku sudah mencintainya, maka Akulah pendengarannya yang ia jadikan untuk mendengar, dan pandangannya yang ia jadikan untuk memandang, dan tangannya yang ia jadikan untuk memukul, dan kakinya yang dijadikannya untuk berjalan, jikalau ia meminta-Ku, pasti Kuberi, dan jika meminta perlindungan kepada-KU, pasti Ku-lindungi. [HR. Bukhari]

Diantara sarana yang disyariatkan dan dianjurkan adalah : bergaul dengan baik dan bersabar atas gangguan yang ada, membalas keburukan dengan kebaikan, menyebarkan salam, dan saling berbagi hadiah. Sungguh Allah subhanahu wata'ala berfirman :

Dan bergaullah dengan mereka secara patut. [TQS. An-Nisaa' (4) : 19]

Dan tidaklah sama kebaikan dan kejahatan. Tolaklah (kejahatan itu) dengan cara yang lebih baik, maka tiba-tiba orang yang antaramu dan antara dia ada permusuhan seolah-olah telah menjadi teman yang sangat setia. [TQS. Fush-Shilat (41) : 34]

Dalam sebuah hadits :

"Kalian tidak akan masuk surga hingga kalian beriman, dan tidaklah kalian beriman hingga kalian saling menyayangi. Maukah kalian aku tunjukkan kepada sesuatu, apabila kalian mengerjakannya niscaya kalian akan saling menyayangi. Sebarkanlah salam di antara kalian." [HR. Muslim]

Hendaklah kalian saling memberi hadiah, niscaya kalian akan saling mencintai [HR. Malik dan Bukhari dalam al Adab al Mufrad dan Abu Ya'la serta al Baihaqi. Dihasankan oleh Al Albani]

Sarana lainnya adalah menjauhi berbagai macam maksiat karena segala maksiat itu adalah sebab sempitnya rezki dan nasib buruk serta sebab terjadinya saling benci diantara manusia, sungguh Allah ta'ala telah menghukum orang-orang nashara dengan saling membenci ketika mereka bermaksiat dan kufur, sebagaimana firman Allah ta'ala :

Dan diantara orang-orang yang mengatakan: "Sesungguhnya kami ini orang-orang Nasrani", ada yang telah kami ambil perjanjian mereka, tetapi mereka (sengaja) melupakan sebagian dari apa yang mereka telah diberi peringatan dengannya; maka Kami timbulkan di antara mereka permusuhan dan kebencian sampai hari kiamat. [TQS. Al Maa-idah (5) : 14]

Dalam sebuah hadits :

Tidaklah dua orang saling mencintai lalu dipisahkan kecuali karena satu dosa yang dilakukan oleh salah seorang diantara mereka [HR. Bukhari dalam al Adab al Mufrad dan dishohihkan oleh Al Albani dan al Arnauth]

Sesungguhnya seseorang disempitkan rezkinya karena satu dosa yang dilakukannya [HR. Ahmad dan Ibnu Hibban serta Al Hakim. Dihasankan oleh Al Albani dan al Arnauth]

Sarana lainnya adalah masing-masing berhias untuk pasangannya, dan berusaha agar pasangannya tidak melihat dan tidak mencium darinya kecuali sesuatu yang baik.

Sarana lainnya adalah masing-masing mengetahui perkara apa saja yang bisa memasukkan kegembiraan kedalam hati pasangannya, lalu dia laksanakan hal tersebut demi pasangannya.

Demikianlah, dan kami tidak mengetahui adanya doa khusus dan tidak pula ayat-ayat tertentu yang telah tetap (hujjahnya) sebagai doa yang dibaca untuk mewujudkan rasa cinta diantara pasangan suami istri, namun para ulama menegaskan bolehnya seorang hamba berdoa kepada Rabnya dengan apapun yang dia kehendaki dari kebaikan dunia dan akhirat. Khalil rahimahullah berkata dalam mukhtasharnya pada fiqih Maliki : "dan dia berdoa dengan apapun yang dia sukai meskipun untuk dunia". Dia kuatkan pendapatnya ini dengan sebuah hadits :

Hendaknya setiap orang dari kalian meminta kepada Rabnya seluruh hajat dan kebutuhannya -bahkan- hingga meminta tali sandalnya apabila terputus [HR. Ad Darimi. Dishohihkan sanadnya oleh Husain Asad]

والله أعلم.

Sumber (Bahasa Arab) : وسائل المحبة بين الزوجين

السؤال
أخبرتني زوجة أخي أنها قرأت في كتاب اسمه شمس المعارف من كتب سورة ياسين 41 مرة ووضعها في ماء وطلب من الله طلبا ثم شرب هذا الماء أو شربه غيره تيسر له هذا الأمر إن شاء الله . هي جربتها وانفتح نصيبها بإذن الله . فهل هذا صحيح ويجوز العمل به أم شعوذة . وإن كان هناك بعض الطرق الإسلامية المشروعه لتحبيب الزوجة بزوجها ما هي؟ هل ما يسمونه بورق المحبة بآيات قرآنية حلال أم حرام .
جزاكم الله خيرا
الإجابــة
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه، أما بعـد:
فإن الوسيلة المثلى لحصول المحبة بين الزوجين هي التزامهما بشرع لله، فإن المطيع لله يحبه الله ويستجيب دعاءه ويحببه لخلقه فعليكم بالالتزام بالطاعات المفروضة والاكثار من النوافل. وفي الحديث: إذا أحب الله العبد نادى جبريل إن الله يحب فلانا فأحبه فيحبه جبريل فينادي في أهل السماء إن الله يحب فلانا فأحبوه فيجبه أهل السماء ثم يوضع له القبول في الأرض. رواه البخاري. وفي الحديث القدسي: من عادى لى وليا فقد آذنته بالحرب، وما تقرب إلي عبدي بشيء أحب إلي مما افترضته عليه، ولا يزال عبدي يتقرب إلي بالنوافل حتى أحبه فإذا أحببته كنت سمعه الذي يسمع بعه وبصره الذي يبصر به ويده التي يبطش بها ورجله التي يمشي بها، ولئن سألني لأعطينه ولئن استعاذني لأعيذنه. رواه البخاري. ومن الوسائل المشروعة المرغب فيها المعاشرة الحسنة والصبر على الأذى ودفع السيئة بالحسنة وإفشاء السلام والتهادي. فقد قال الله تعالى: وعا شروهن بالمعروف. وقال تعالى: وَلا تَسْتَوِي الْحَسَنَةُ وَلا السَّيِّئَةُ ادْفَعْ بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ فَإِذَا الَّذِي بَيْنَكَ وَبَيْنَهُ عَدَاوَةٌ كَأَنَّهُ وَلِيٌّ حَمِيمٌ {فصلت:34}. وفي الحديث : لا تدخلوا الجنة حتى تؤمنوا ولا تؤمنوا حتى تحابوا أولا أدلكم على شيء إذا فعلتموه تحاببتم أفشوا السلام بينكم. رواه مسلم. وفي الحديث: تهادوا تحابوا. رواه مالك والبخاري في الأدب وأبو يعلى والبيهقي. وحسنه الألباني. ومنها البعد عن المعاصي فإن المعاصي سبب للحرمان وسبب لوقوع البغضاء بين الناس، فقد عاقب الله النصارى بها لما عصوا وكفروا، كما قال تعالى: وَمِنَ الَّذِينَ قَالُوا إِنَّا نَصَارَى أَخَذْنَا مِيثَاقَهُمْ فَنَسُوا حَظّاً مِمَّا ذُكِّرُوا بِهِ فَأَغْرَيْنَا بَيْنَهُمُ الْعَدَاوَةَ وَالْبَغْضَاءَ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ {المائدة: 14}. وفي الحديث: ما تواد اثنان فيفرق بينهما إلا بذنب يحدثه أحدهما. رواه البخاري في الأدب وصححه الألباني والأرناؤوط. وفي الحديث: إن الرجل ليحرم الرزق بالذنب يصيبه. رواه أحمد وابن حبان والحاكم وحسنه الألباني والأرناؤوط. ومنها تزين كل منهما للآخر وحرصه أن لا يرى رفيقه منه ولا يشم إلا شيئا طيبا. ومنها تعرف كل منهما على ما يدخل السرور إلى قلب صاحبه فيفعله له. هذا ولا نعلم دعاء معينا ولا آيات محدودة ثبت الدعاء بها لتحقيق المحبة بين الزوجين إلا أنه نص أهل العلم على جواز دعاء العبد ربه بما شاء من خير الدنيا والآخرة. قال خليل في مختصره في الفقه المالكي: ودعا بما أحب وإن لدنيا. ويشهد لهذا ما في الحديث: ليسأل أحدكم ربه حاجته كلها حتى يسأله شسع نعله إذا انقطع. رواه الدارمي وصحح حسين أسد سنده. والله أعلم.

“Barang siapa beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia berkata yang baik atau diam.”
(HR. Al-Bukhari 6089 & Muslim 46)