Jadwal Kajian Rutin & Privat Bahasa Arab | Pesantren Terbuka "As-Sunnah" Selayar

Belajar dari Pengalaman Hidup Ulama Salaf

Nasihat Berharga Dari Pengalaman Hidup Kaum Salaf
Diriwayatkan dari Syaqiq Al-Bajaly rahimahullâh, bahwa beliau bertanya kepada muridnya Hatim, “Engkau telah menemaniku dalam kurung waktu (yang lama). Lalu apakah yang engkau telah pelajari dari ku?”

Hatim rahimahullâh menjawab: “(Saya telah mempelajari) delapan perkara :

Pertama : Saya melihat kepada makhluk, ternyata setiap orang memiliki kecintaan. Namun jika ia telah mencapai kuburnya maka kecintaannya akan berpisah darinya. Maka saya pun menjadikan (amalan-amalan) kebaikanku sebagai kecintaanku agar ia senantiasa bersamaku di alam kubur.

Kedua : Saya melihat kepada Firman Allah Ta’âlâ,

{وَنَهَى النَّفْسَ عَنِ الْهَوَى} [النازعات: 40]
“(Dan orang-orang yang) menahan diri dari keinginan hawa nafsunya.” [An-Nâzi’ât: 40]

Maka saya pun bersungguh-sungguh menolak hawa nafsu dari diriku sehingga senantiasa tetap di atas ketaatan kepada Allah Ta’âlâ.

Ketiga : Saya melihat setiap orang yang memiliki sesuatu yang berharga baginya, pasti ia akan senantiasa menjaganya. Kemudian saya memperhatikan Firman (Allah) Subhânahu wa Ta’âlâ,

{مَا عِنْدَكُمْ يَنْفَدُ وَمَا عِنْدَ اللَّهِ بَاقٍ} [النحل: 96]
“Apa yang di sisimu akan sirna, dan apa yang ada di sisi Allah adalah kekal.” [An-Nahl:96]

Maka setiap kali saya memiliki sesuatu yang berharga, pasti saya hadapkan kepada-Nya agar ia kekal untukku di sisi-Nya.

Keempat : Saya melihat manusia kembali kepada harta, kedudukan dan kehormatan, sedangkan itu tidak (berarti) sedikit pun. Kemudian saya mencermati Firman (Allah) Ta’âlâ,

{إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ} [الحجرات: 13]
“Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kalian di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa di antara kalian.” [Al-Hujarât:13]

Maka saya pun beramal dengan ketakwaan agar saya menjadi mulia di sisi-Nya.

Kelima : Saya melihat manusia saling mendengki (hasad). Lalu saya memperhatikan Firman (Allah) Ta’âlâ,

{نَحْنُ قَسَمْنَا بَيْنَهُمْ مَعِيشَتَهُمْ} [الزخرف: 32]
“Kami telah menentukan antara mereka penghidupan mereka.” [Az-Zukhruf:32]

Maka saya pun meninggalkan hasad.

Keenam : Saya melihat manusia saling bermusuhan. Kemudian saya mencermati Firman (Allah) Ta’âlâ,

{إِنَّ الشَّيْطَانَ لَكُمْ عَدُوٌّ فَاتَّخِذُوهُ عَدُوًّا} [فاطر: 6]
“Sesungguhnya syaithân itu adalah musuh bagi kalian, maka anggaplah ia sebagai musuh.” [Fâthir:6]

Maka saya pun meninggalkan permusuhan mereka dan saya jadikan syaithân sebagai musuh satu-satunya.

Ketujuh : Saya melihat mereka menghinakan diri-diri mereka dalam mencari rezki. Lalu saya mencermati Firman (Allah) Ta’âlâ,

{وَمَا مِنْ دَابَّةٍ فِي الْأَرْضِ إِلَّا عَلَى اللَّهِ رِزْقُهَا} [هود: 6]
“Dan tidak ada suatu binatang melata pun di bumi melainkan Allah-lah yang memberi rezkinya.” [Hûd:6]

Maka saya pun menyibukkan diriku dengan apa-apa yang merupakan hak Allah terhadapku dan saya tinggalkan apa yang untukku di sisi-Nya.

Kedelapan : Saya melihat mereka bergantung (tawakkal) pada perdagangan, usaha dan kesehatan badan, maka saya pun bertawakkal hanya kepada Allah.

Sumber :

1 komentar:

Terima kasih telah ngeposting artikel yang bermanfaat ini :)

“Barang siapa beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia berkata yang baik atau diam.”
(HR. Al-Bukhari 6089 & Muslim 46)