Jadwal Kajian Rutin & Privat Bahasa Arab | Pesantren Terbuka "As-Sunnah" Selayar

Berdoalah kepada Tuhanmu dengan Berendah Diri dan Suara yang Lembut..!!!

{ادْعُوا رَبَّكُمْ تَضَرُّعًا وَخُفْيَةً إِنَّهُ لَا يُحِبُّ الْمُعْتَدِينَ} [الأعراف: 55]
Berdoalah kepada Tuhanmu dengan berendah diri dan suara yang lembut. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas. [QS. Al A'raf (7):55]

Do'a adalah Ibadah
Berdasarkan ayat diatas maka jelas bagi kita bahwasanya do'a adalah ibadah, dan ketika telah diketahui bahwasanya do'a adalah ibadah maka berdo'a meminta kepada selain Allah tentu merupakan kesyirikan/menyekutukan Allah Azza Wajalla, oleh karena itu Zat yang berhaq dipanjatkan do'a kepada-Nya, disembah dan digantungkan harapan kepada-Nya hanyalah Allah satu-satu-Nya tidak ada sekutu bagi-Nya.

Do'a Sembunyi-Sembunyi
Ayat diatas menunjukkan kepada kita bahwasanya menyembunyikan do'a lebih agung dibandingkan dengan menampakkannya apalagi sampai membesarkan suara ketika berdo'a, Allah Subhanahu wata'ala berfirman :

{إِذْ نَادَى رَبَّهُ نِدَاءً خَفِيًّا} [مريم: 3]
"yaitu tatkala ia berdoa kepada Tuhannya dengan suara yang lembut." [QS. Maryam (19):3]

Nabi Zakaria Alaihissalam berdo'a dengan suara yang pelan lagi lembut. Pujian Allah Subhanahu wata'ala terhadapnya karena do'a yang dipanjatkannya dengan suara yang lembut menunjukkan bahwasanya menyembunyikan do'a lebih afdhol dibandingkan dengan memperjelas dan menampakkannya. Didalam ayat yang lain Allah Subhanahu wata'ala berfirman :

{قُلْ مَنْ يُنَجِّيكُمْ مِنْ ظُلُمَاتِ الْبَرِّ وَالْبَحْرِ تَدْعُونَهُ تَضَرُّعًا وَخُفْيَةً} [الأنعام: 63]
Katakanlah: "Siapakah yang dapat menyelamatkan kamu dari bencana di darat dan di laut, yang kamu berdoa kepada-Nya dengan berendah diri dan dengan suara yang lembut..." [QS. Al An'am (6):63]

Sesungguhnya alasan utama mengapa lebih afdhol berdo'a dengan suara yang lembut, menyembunyikannya dan tidak menampakkannya karena hal tersebut lebih mendekatkan kepada ke-Ikhlas-an dan lebih menjauhkan dari RIYA'.

Berdo'a Kelewat Batas
Diantara Tafsir "orang-orang yang melampaui batas" didalam ayat di atas adalah orang-orang yang mengangkat suara ketika berdo'a.

Allah Subhanahu wata'ala berfirman :
{وَاذْكُرْ رَبَّكَ فِي نَفْسِكَ تَضَرُّعًا وَخِيفَةً وَدُونَ الْجَهْرِ مِنَ الْقَوْلِ بِالْغُدُوِّ وَالْآصَالِ وَلَا تَكُنْ مِنَ الْغَافِلِينَ} [الأعراف: 205]
Dan sebutlah (nama) Tuhanmu dalam hatimu dengan merendahkan diri dan rasa takut, dan dengan tidak mengeraskan suara, di waktu pagi dan petang, dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang lalai. [QS. Al A'rof (7):205]

عَنْ أَبِي مُوسَى الأَشْعَرِيِّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، قَالَ: كُنَّا مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَكُنَّا إِذَا أَشْرَفْنَا عَلَى وَادٍ، هَلَّلْنَا وَكَبَّرْنَا ارْتَفَعَتْ أَصْوَاتُنَا، فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «يَا أَيُّهَا النَّاسُ ارْبَعُوا عَلَى أَنْفُسِكُمْ، فَإِنَّكُمْ لاَ تَدْعُونَ أَصَمَّ وَلاَ غَائِبًا، إِنَّهُ مَعَكُمْ إِنَّهُ سَمِيعٌ قَرِيبٌ، تَبَارَكَ اسْمُهُ وَتَعَالَى جَدُّهُ»
Dari Abu Musa Al Asy'ary Radhiallohu 'anhu, beliau berkata : Kami pernah bepergian bersama Rasulullah Shollallahu 'alaihi wasallam, lalu apabila kami melewati suatu lembah, kamipun TAHLIL dan TAKBIR, dengan mengangkat/membesarkan suara, maka Nabi Shollallahu 'alaihi wasallam bersabda : "Wahai sekalian manusia, rendahkanlah (kasihanilah) diri kalian karena sesungguhnya kalian tidaklah menyeru Zat yang tuli dan tidak pula jauh, sesungguhnya DIA bersama kalian dan DIA maha mendengar lagi dekat, Maha Suci Nama-Nya dan Maha Tinggi Kebesaran-Nya. [HR. Bukhari dan Muslim]

Berkata Ibnu Juraij :
مِنْ الِاعْتِدَاءِ رَفْعُ الصَّوْتِ وَالنِّدَاءُ بِالدُّعَاءِ وَالصِّيَاحُ
Termasuk "Melampaui Batas"adalah mengangkat suara, menyeru dan berteriak ketika berdo'a.

Telah datang ayat yang memberikan anjuran agar tidak mengeraskan suara ketika berzikir dan berdo'a, Allah Subhanahu wata'ala berfirman :
{وَإِنْ تَجْهَرْ بِالْقَوْلِ فَإِنَّهُ يَعْلَمُ السِّرَّ وَأَخْفَى} [طه: 7]
Dan jika kamu mengeraskan ucapanmu, maka sesungguhnya Dia mengetahui rahasia dan yang lebih tersembunyi. [QS. Tho-ha (20):7]

Maksudnya : Dan jika kamu mengeraskan ucapanmu ketika berzikir kepada Allah baik itu dalam bentuk do'a atau selainnya, maka ketahuilah sesungguhnya Dia tidak butuh akan suara kerasmu karena Allah Subhanahu Wata'ala mengetahui apa yang kamu rahasiakan kepada orang lain dan yang lebih tersembunyi dari itu.

Contoh lain dari melampaui batas dalam berdo'a adalah berdo'a agar dimudahkan berbuat dosa atau memutus tali silaturahim, atau berdo'a agar diberi sesuatu yang mustahil diwujudkan baik secara syar'i ataupun secara kodrat, misalnya seseorang berdo'a : Ya Allah, jadikanlah aku seorang Nabi. Mustahil secara kodrat misalnya berdo'a kepada Allah agar menyatukan dua hal yang kontradiksi. Do'a-do'a seperti itu adalah do'a memohon sesuatu yang mustahil untuk diwujudkan.

Abdullah bin Mughaffal pernah mendengar anaknya berdo'a dengan mengucapkan :
اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ الْقَصْرَ الْأَبْيَضَ، عَنْ يَمِينِ الْجَنَّةِ إِذَا دَخَلْتُهَا
"Ya Allah sesungguhnya saya memohon kepada-Mu istana putih di sisi kanan surga jika saya memasukinya."

Maka Abdullah bin Mughaffal berkata :
أَيْ بُنَيَّ، سَلِ اللَّهَ الْجَنَّةَ، وَتَعَوَّذْ بِهِ مِنَ النَّارِ
"Wahai anakku mintalah surga kepada Allah dan berlindunglah kepada-Nya dari neraka"

Sesungguhnya saya pernah mendengar Rasulullah Sholallahu 'alaihi wasallam bersabda :
«إِنَّهُ سَيَكُونُ فِي هَذِهِ الْأُمَّةِ قَوْمٌ يَعْتَدُونَ فِي الطَّهُورِ وَالدُّعَاءِ»
"Sesungguhnya akan ada suatu kaum dari ummat ini yang berlebih-lebihan dalam hal bersuci dan berdo'a" [HR. Abu Daud, Dihukumi Shohih oleh Syaikh Al Al-Bani]

Kesimpulan
Bentuk Do'a yang diperintahkan didalam ayat diatas adalah hendaknya Anda meminta kepada Allah Subhanahu wata'ala dengan berendah diri dan suara yang lembut, menyembunyikan do'a tersebut, maka hendaknya Anda tidak mengangkat suara ketika berdo'a, karena sesungguhnya Anda tidaklah berdo'a kepada Zat yang tuli dan tidak pula jauh, akan tetapi Anda berdo'a kepada Zat yang Maha Mendengar lagi Maha Dekat yaitu Allah Subhanahu wata'ala.

Oleh karena itu hendaknya setiap orang berdo'a kepada Rob-nya dengan berendah diri kepada-Nya, menghinakan diri dihadapan-Nya, penuh ke-khusu'an dan dengan penuh rasa sangat membutuhkan Allah Subnahahu wata'ala.

Bahan Bacaan

“Barang siapa beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia berkata yang baik atau diam.”
(HR. Al-Bukhari 6089 & Muslim 46)