Jadwal Kajian Rutin & Privat Bahasa Arab | Pesantren Terbuka "As-Sunnah" Selayar

[Khotbah Idul Fitri] Syarat, Sebab dan Tanda Diterimanya Amal Sholeh

Naskah Khotbah Hari Raya Teko Bontokoraang
الحمد لله وكفى وصلاةً وسلاماً على عبده المصطفى وعلى آله وصحبه ومن اقتفى
الله أكبر، الله أكبر، الله أكبر، الله أكبر، الله أكبر، الله أكبر، الله أكبر، الله أكبر، الله أكبر، لا إله إلا الله والله أكبر ولله الحمد

Ayyuhannas, Allah subhanahu wata'ala berfirman :
{وَلِتُكْمِلُوا الْعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُوا اللَّهَ عَلَى مَا هَدَاكُمْ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ} [البقرة: 185]
Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur. [al Baqarah : 185]

Alhamdulillah bulan ramadhan telah kita lalui dengan menyempurnakan jumlah bilangannya dengan melaksanakan ibadah puasa di siang harinya, puasa tersebut kita awali dan akhiri berdasarkan tuntunan Nabi shollallahu 'alaihi wasallam dalam sabdanya :
«إِذَا رَأَيْتُمُوهُ فَصُومُوا، وَإِذَا رَأَيْتُمُوهُ فَأَفْطِرُوا، فَإِنْ غُمَّ عَلَيْكُمْ فَاقْدُرُوا لَهُ» رواه البخاري
Apabila kalian melihat hilal maka perpuasalah dan apabila kalian melihatnya maka berbukalah (idul fitri), lalu jika kalian terhalangi -sehingga tidak mampu melihatnya- maka sempurnakanlah bilangannya. [HR. al Bukhari]

«لاَ تَصُومُوا حَتَّى تَرَوُا الْهِلَالَ، وَلاَ تُفْطِرُوا حَتَّى تَرَوْهُ، فَإِنْ غُمَّ عَلَيْكُمْ فَاقْدُرُوا لَهُ» رواه البخاري
Janganlah kalian berpuasa hingga melihatnya, dan janganlah kalian berbuka (idul fitri) hingga kalian melihatnya, lalu jika kalian terhalangi -sehingga tidak mampu melihatnya- maka sempurnakanlah bilangannya. [HR. al Bukhari]

«صُومُوا لِرُؤْيَتِهِ وَأَفْطِرُوا لِرُؤْيَتِهِ، فَإِنْ غُبِّيَ عَلَيْكُمْ فَأَكْمِلُوا عِدَّةَ شَعْبَانَ ثَلاَثِينَ» رواه البخاري
Berpuasalah kalian karena melihatnya dan berbukalah kalian karena melihatnya, lalu jika kalian terhalangi -sehingga tidak mampu melihatnya- maka sempurnakanlah bilangan sya'ban menjadi 30 hari. [HR. al Bukhari]

Selanjutnya Allah ta'ala melanjutkan firman-Nya :
{وَلِتُكَبِّرُوا اللَّهَ عَلَى مَا هَدَاكُمْ} [البقرة: 185]
dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, [al Baqarah : 185]

Hidayah petunjuk ini senantiasa kita minta dalam do'a kita sebanyak 17 kali sehari semalam, ketika membaca surah al Fatihah;
{اهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ} [الفاتحة: 6]
Tunjukilah kami jalan yang lurus, [al Fatihah : 6]

Oleh karena itu hendaknya kita menghadirkan hati khususnya ketika membaca do'a ini agar permintaan kita dikabulkan oleh Allah ta'ala. Hidayah yang kita minta disini adalah hidayah irsyad berupa ilmu dan hidayah taufiq untuk mengamalkan ilmu tersebut.

Tujuan dari semua hal tersebut -menyelesaikan puasa dan bertakbir mengangungkan Allah atas hidayahnya- adalah :
{وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ} [البقرة: 185]
supaya kamu bersyukur. [al Baqarah : 185]

Syukur itu bukan hanya sekedar ucapan tahmid, tapi syukur itu adalah menggunakan segala nikmat untuk ber-ibadah kepada Allah.

عَنْ عَائِشَةَ، قَالَتْ: كَانَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، إِذَا صَلَّى قَامَ حَتَّى تَفَطَّرَ رِجْلَاهُ، قَالَتْ عَائِشَةُ: يَا رَسُولَ اللهِ أَتَصْنَعُ هَذَا، وَقَدْ غُفِرَ لَكَ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِكَ وَمَا تَأَخَّرَ، فَقَالَ: «يَا عَائِشَةُ أَفَلَا أَكُونُ عَبْدًا شَكُورًا» رواه مسلم
Dari Aisyah radhiallohu 'anha, dia berkata : Rasulullah shollallahu 'alaihi wasallam apabila sholat dia berdiri hingga bengkak kedua kakinya, Aisyah bertanya : mengapa kamu melakukan hal ini, sementara itu sungguh telah diampuni segala dosamu yang telah lalu dan yang akan datang, beliau bersabda : "Wahai Aisyah, apakah saya tidak ingin menjadi hamba yang banyak bersyukur" [HR. Muslim]

الله أكبر، الله أكبر، الله أكبر، الله أكبر، الله أكبر، الله أكبر، الله أكبر، الله أكبر، الله أكبر، لا إله إلا الله والله أكبر ولله الحمد

Jama'ah sekalian rahimani warahimakumullah, agar rasa syukur kita dalam bentuk ibadah diterima disisi Allah ta'ala hendaknya ibadah tersebut memenuhi dua syarat :

Yang Pertama : Ikhlas
Allah ta'ala berfirman :
{وَمَا أُمِرُوا إِلَّا لِيَعْبُدُوا اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ حُنَفَاءَ} [البينة: 5]
Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus, [al Bayyinah : 5]

Keikhlasan itu orientasinya hanya akhirat.

Allah ta'ala berfirman :
{مَنْ كَانَ يُرِيدُ حَرْثَ الْآخِرَةِ نَزِدْ لَهُ فِي حَرْثِهِ وَمَنْ كَانَ يُرِيدُ حَرْثَ الدُّنْيَا نُؤْتِهِ مِنْهَا وَمَا لَهُ فِي الْآخِرَةِ مِنْ نَصِيبٍ} [الشورى: 20]
Barang siapa yang menghendaki keuntungan di akhirat akan Kami tambah keuntungan itu baginya dan barang siapa yang menghendaki keuntungan di dunia Kami berikan kepadanya sebagian dari keuntungan dunia dan tidak ada baginya suatu bahagianpun di akhirat. [asy Syuura : 20]

Keikhlasan itu bukan sekedar rasa cinta tapi disertai dengan rasa harap akan rahmat Allah dan rasa takut akan adzab-Nya, sebagaimana keadaan para Nabi, para wali dan orang-orang sholeh yang Allah ceritakan dalam firman-Nya :
{إِنَّهُمْ كَانُوا يُسَارِعُونَ فِي الْخَيْرَاتِ وَيَدْعُونَنَا رَغَبًا وَرَهَبًا وَكَانُوا لَنَا خَاشِعِينَ} [الأنبياء: 90]
Sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang selalu bersegera dalam (mengerjakan) perbuatan-perbuatan yang baik dan mereka berdoa kepada Kami dengan harap dan cemas. Dan mereka adalah orang-orang yang khusyu' kepada Kami. [al Anbiya' : 90]

{أُولَئِكَ الَّذِينَ يَدْعُونَ يَبْتَغُونَ إِلَى رَبِّهِمُ الْوَسِيلَةَ أَيُّهُمْ أَقْرَبُ وَيَرْجُونَ رَحْمَتَهُ وَيَخَافُونَ عَذَابَهُ إِنَّ عَذَابَ رَبِّكَ كَانَ مَحْذُورًا} [الإسراء: 57]
Orang-orang yang mereka seru itu, mereka sendiri mencari jalan kepada Tuhan mereka siapa di antara mereka yang lebih dekat (kepada Allah) dan mengharapkan rahmat-Nya dan takut akan azab-Nya; sesungguhnya azab Tuhanmu adalah suatu yang (harus) ditakuti.

Ini syarat diterimanya amalan yang pertama.

Syarat yang kedua : Mutaba'ah -Mengikuti tuntunan Nabi shollallahu 'alaihi wasallam-

عن عائشةَ، رَضِي اللَّه عنها، قَالَتْ قَالَ رسولُ اللَّه صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم: "منْ أَحْدثَ في أَمْرِنَا هَذَا مَا لَيْسَ مِنْهُ فهُو رَدٌّ" متفقٌ عَلَيهِ. وفي رواية لمسلمٍ: "مَنْ عَمِلَ عمَلاً لَيْسَ عَلَيْهِ أَمْرُنَا فَهُو ردٌّ"
Dari Aisyah radhiallohu 'anha, dia berkata, Rasulullah shollallahu 'alaihi wasallam bersabda : "Barangsiapa yang membuat perkara baru dalam urusan agama kita ini suatu perkara yang tidak berasal darinya, maka perkara tersebut tertolak." Muttafaq 'alaih. Dalam riwayat Muslim : "Barangsiapa yang mengamalkan suatu amalan yang tidak ada tuntunannya dari urusan agama kami maka amalannya itu tertolak"

Allah subhanahu wata'ala berfirman :
{الَّذِي خَلَقَ الْمَوْتَ وَالْحَيَاةَ لِيَبْلُوَكُمْ أَيُّكُمْ أَحْسَنُ عَمَلًا وَهُوَ الْعَزِيزُ الْغَفُورُ} [الملك: 2]
Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun, [al Mulk : 2]

al Fudhail berkata :
أحسن عملاً : أخلصه وأصوبه
Amalan yang paling baik : Yang Paling ikhlas dan yang paling tepat -sesuai tuntunan-

الله أكبر، الله أكبر، الله أكبر، الله أكبر، الله أكبر، الله أكبر، الله أكبر، الله أكبر، الله أكبر، لا إله إلا الله والله أكبر ولله الحمد

Tiga Sebab dan Tanda Diterimanya Amalan

Pertama : Adanya Rasa Khawatir Amalan Tidak Diterima

Disebutkan dalam sebuah riwayat :

فعن عائشة ـ رضي الله عنها ـ قالت: سألت رسول الله - صلى الله عليه وسلم - عن هذه الآية: {وَالَّذِينَ يُؤْتُونَ مَا آتَوْا وَقُلُوبُهُمْ وَجِلَةٌ} [المؤمنون: 60]
أهم الذين يشربون الخمر ويسرقون؟! قال: (لا يا ابنة الصديق! ولكنهم الذين يصومون ويصلّون ويتصدقون، وهم يخافون أن لا يقبل منهم، أولئك الذين يسارعون في الخيرات)
Dari Aisyah -radhiallohu 'anha- dia berkata : saya pernah bertanya kepada Rasulullah -shollallahu 'alaihi wasallam- tentang ayat ini : {Dan orang-orang yang memberikan apa yang telah mereka berikan, dengan hati yang takut,} [al Mu'minun : 60]
Apakah mereka orang-orang yang meminum khomer dan mencuri?!, Beliau menjawab : (Bukan wahai putri ash-shiddiq, akan tetapi mereka orang-orang yang berpuasa, sholat dan bersedekah dalam keadaan mereka takut tidak diterima amalan tersebut dari mereka, mereka itulah orang-orang yang bersegera dalam kebaikan)

Kedua : Adanya Rasa Harap dan Banyak Berdo'a

Allah subhanahu wata'ala berfirman :
{وَإِذْ يَرْفَعُ إِبْرَاهِيمُ الْقَوَاعِدَ مِنَ الْبَيْتِ وَإِسْمَاعِيلُ رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا إِنَّكَ أَنْتَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ} [البقرة: 127]
Dan (ingatlah), ketika Ibrahim meninggikan (membina) dasar-dasar Baitullah bersama Ismail (seraya berdoa): "Ya Tuhan kami terimalah daripada kami (amalan kami), sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui". [al baqarah : 127]

Ketiga : Terus Menerus Mengerjakan Amalan Sholeh
Disebutkan dalam beberapa riwayat, diantaranya :
فعن عائشة- رضي الله عنها - قالت: (كان رسول الله صلى الله عليه وسلم إذا عمل عملاً أثبته) رواه مسلم
Dari Aisyah -radhiallohu 'anha- dia berkata : (Adalah Rasulullah shollallahu 'alaihi wasallam apabila mengerjakan suatu amalan dia teguh dalam mengerjakannya) [HR. Muslim]

عَنْ عَائِشَةَ، قَالَتْ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «أَحَبُّ الْأَعْمَالِ إِلَى اللهِ تَعَالَى أَدْوَمُهَا، وَإِنْ قَلَّ»، قَالَ: وَكَانَتْ عَائِشَةُ إِذَا عَمِلَتِ الْعَمَلَ لَزِمَتْهُ. رواه مسلم
dari Aisyah, dia berkata : Rasulullah shollallahu 'alaihi wasallam bersabda : "Amalan yang paling dicintai disisi Allah adalah amalan yang berkesinambungan". Periwayat berkata : Dahulu Aisyah, apabila mengerjakan sesuatu pasti dia akan konsisten mengerjakannya. [HR. Muslim]

Istiqomah mengerjakan ibadah tertentu merupakan sebab mengalirnya pahala meski kita tidak lagi mengerjakannya karena ada atau telah udzur.

Nabi shollallahu 'alaihi wasallam bersabda :
"إِذَا مرِضَ الْعبْدُ أَوْ سافَر كُتِب لَهُ مَا كانَ يعْملُ مُقِيماً صحيِحاً" رواه البخاري
"Apabila seorang hamba sedang sakit atau melakukan perjalanan jauh (safar), maka dicatat baginya apa saja yang dia senantiasa kerjakan ketika tidak bepergian lagi sehat." [HR. al Bukhari]

Jama'ah sekalian rahimani wa rahmakumullah,
Sebagai kesimpulan, Ramadhan telah melatih kita untuk bersyukur kepada Allah dengan berbagai bentuk ibadah, mulai dari puasa, sholat tarawih hingga kajian-kajian untuk memperdalam ilmu agama, oleh karena itu mari kita terus mensyukuri nikmat Allah dengan berbagai bentuk ibadah dan amal sholeh terlebih nikmat hidayah berupa ilmu yang Allah tambahkan dan nikmat pemahaman yang Allah rezkikan kepada kita sekalian, tentu dengan memperhatikan dua syarat yang telah disebutkan agar ibadah kita bernilai pahala disisi Allah dan dengan memperhatikan sebab-sebab dan tanda diterimanya amal kita disisi Allah. Dan semoga Allah senantiasa memberikan hidayah ilmu dan taufiq untuk mengamalkannnya.

إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا
اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَأَزْوَاجِهِ وَذُرِّيَّتِهِ، كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ، وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَأَزْوَاجِهِ وَذُرِّيَّتِهِ، كَمَا بَارَكْتَ عَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ
اللهم تقبل صيامنا وقيامنا، واجعلنا من عبادك الفائزين المرحومين، اللهم أعد علينا رمضان ومن َّعلينا بالصيام والقيام، رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا إِنَّكَ أَنْتَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ، رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِإِخْوَانِنَا الَّذِينَ سَبَقُونَا بِالْإِيمَانِ وَلَا تَجْعَلْ فِي قُلُوبِنَا غِلًّا لِلَّذِينَ آمَنُوا رَبَّنَا إِنَّكَ رَءُوفٌ رَحِيمٌ، رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ، سبحان ربك رب العزة عما يصفون، وسلام على المرسلين، والحمد لله رب العالمين

“Barang siapa beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia berkata yang baik atau diam.”
(HR. Al-Bukhari 6089 & Muslim 46)